hari-hari di januari

Aku lupa untuk menuliskan tentang kisahku akan hari-hari bersama Januari. Padahal sudah berlalu bulan-bulan yang lewat setelahnya. Ia adalah penghujung awal dari kisah bicara bulan yang seharusnya tertulis lengkap dari awal hingga akhir nantinya. Maka, pada memori yang masih teringat jua akan hari-hari di Januari inilah, kutuliskan tiap penggalan kisah yang terjadi bersamanya.

Januari, maafkan aku. Bukan maksudku untuk mengabaikanmu. Bukan maksudnya kisahmu tiada pentingnya sebagaimana kisah di bulan lainnya. Bukan maksud kesengajaanku dengan berdalihnya aku akan kesibukan sehingga terlupa untuk menuliskan hari-hari bersamamu.

Januari, bicaralah engkau akan kisah kita yang telah lampau dan akan kutuliskan semampu yang aku bisa. Kisahmu adalah awal dari bicara bulan ini. Kisahmu ini seharusnya menjadi awal mula dari kisah-kisah bulan lainnya. Kisahmu kini tertuang dalam tulisanku kini…

januari3 Januari 2012, “Menjadi Sang Penjaga Harta”

Surat sakti itu akhirnya sampai jua di suatu hari mula-mula bersamamu, Januari. Suatu surat yang mengubah drastis peran lakon yang kujalani dalam parodi dunia kerja. Aku tiada lagi berkedudukan di garda depan dari pelayanan tempatku bekerja. Surat sakti yang ada padaku saat itu menjadikanku harus berpindah kedudukan. Menjauh dari tempat yang sebelumnya, berada di garda belakang.

Menjadi sang Penjaga Harta. Tugas yang semula sangat aku elak akan hal itu. Membayangkannya dalam mengembannya saja sudah terasa sedemikian beratnya, apalagi jika harus benar-benar melakoninya. Namun, surat sakti itu mempunyai pengaruh yang sedemikian kuatnya sehingga aku tak bisa berkutik banyak.

Aku yang baru saja dapat menikmati dengan kedudukan yang semula ada, kini sudah harus berpindah dengan segala resiko dan konsekuensi yang harus ditanggung. Berat tentu kurasakan itu, apalagi jika teringat akan masa-masa peralihan itu.

Semogalah diri amanah dalam mengemban tugas ini. Semogalah diri mampu menyesuaikan dengan ritme lakon yang baru ini. Semogalah diri bisa menyelesaikannya dengan baik hingga di akhir tugas nanti…

7 Januari 2012, “Ketika Perantau Ranah Minang Berkumpul Ria”

Kabar bahagia tersiar di suatu hari bersamamu, Januari. Kabar akan lahirnya seorang putri cantik dari pasangan kawan yang kau kenal. Pasangan ini adalah pasangan yang asli berasal dari Ranah Minang yang kita rantau sekarang ini. Pasangan kawan Minang yang satu ini sudah lama tak dijumpai diri karena mereka merantau ke ranah pulau lain, bukan ranah asalnya sendiri.

Pada suatu kesempatan yang tak dapat ditampik akan ajakan berkumpul dari para sesama perantau Ranah Minang bersama itulah, menjadi suatu momen yang tepat untuk sekaligus menjenguk putri pasangan Minang ini. Saat itu pasangan ini dan putrinya itu tengah berada di titik pusat dari Ranah Minang ini, yakni Kota Padang.

Bertemulah kami dari beberapa penjuru kota yang ada, seperti Painan, Bukittinggi, Solok, bahkan pun ada yang dari kota Medan. Di kota Padanglah akhirnya jua para perantau ranah Minang dapat berkumpul untuk pertama kalinya dalam rangka menjenguk putri pasangan Minang ini. Sungguh suatu momen yang sangat berkenang.

8 Januari 2012, “Bersama Spesial Travelmate Menikmati Pantai Carocok”

Januari, kau tentu tahu tempat kesukaan dari diriku bersama spesial travelmate saat jalan-jalan. Ya, pantai Carocok. Pantai ini memang pantas menjadi primadona andalan pariwisata di kota ini. Nuansa alamnya memberikan kenyamanan tersendiri. Laut biru yang terbentang luas, langit beserta awannya yang berarak-arakan, pasir putih yang berserakan, dan hijaunya biota pinggir pantai menjadi daya tariknya. Tentu keindahan semacam itu menjadi lebih lengkap dengan didampinginya diri oleh spesial travelmate yang mampu lebih memunculkan suasana menyenangkan di tempat itu.

12 Januari 2012, “Tugas ke Padang: Rekonsiliasi Laporan Tahunan”

Tempatku bekerja memberikanku tugas untuk pergi ke Padang dalam rangka melakukan rekonsiliasi laporan tahun yang sudah berjalan. Waktu itu jelas terasa kekikukanku dalam menjalankannya karena baru kali inilah aku melakukannya, Januari. Aku masih miskin pengalaman, pun dalam penyusunan laporan tahunan ini, aku tak mengambil peran andil yang sangat. Memang tugas ini kuemban karena dalam periode setahun selanjutnya nanti, akulah yang bertanggung jawab akan hal semacam ini sehubungan dengan peran Sang Penjaga Harta. Akan tetapi, dapat dimaklumi kemudian, ini akan menjadi pembelajaran bagiku untuk selanjutnya, walau laporan yang telah disusun sebelumnya itu bukan menjadi tanggung jawabku.

15 Januari 2012, “Mempelajari Ilmu Baru tentang Herbal”

Hal baru yang kualami bersamamu adalah tentang ilmu baru yang kudapati dari ajakan mengikuti seminar sederhana tentang Ilmu Herbal, Januari. Di salah satu rumah kawan yang kita kenal dari Painan ini, kita ikuti bersama acara itu dan banyak hal yang bisa kita peroleh. Memang kental terasa nuansa promosi produk dalam acara itu dan juga diajaknya para peserta menjadi agen pemasaran, tetapi selain dari ilmu baru yang kita dapati, semakin tambah dekatnya kita dengan kawan-kawan kita asli Painan ini. Aku memilih untuk tidak terlalu terlibat dalam promosi dan agen produk ini kemudian. Akan tetapi, jelasnya mendapati suatu ilmu baru menjadikan kita memperluas wawasan, bukan, Januari?

22-23 Januari 2012, “Rihlah Lintas Kota”

Kedekatan dengan kawan asli Painan ini tidak hanya pada seminar sederhana tentang ilmu herbal yang kita ikuti. Pada kesempatan selanjutnya, mereka menawarkan ajakan untuk melakukan rihlah bersama. Rihlah yang direncanakan menempuh beberapa kota di Ranah Minang dan bertemakan rihlah wirausaha untuk semakin menambah wawasan.

Maka, kita bersama mereka kemudian menempuh perjalanan lintas kota dari Painan-Padang-Pariaman-Lubuk Basung-Kelok44-Maninjau-Bukittinggi-Padang Panjang hingga akhirnya kembali ke Painan lagi. Perjalanan ini tentu menjadikan satu sama lain menjadi lebih mengenal masing-masing pribadi. Ilmu wawasan baru pun bertambah saat bertandang ke salah satu teman mereka di Maninjau yang berusaha keramba ikan. Yang menjadi hal yang sangat berkesan bagi kita sendiri adalah semakin kita mengenal pula keelokan keindahan pesona Ranah Minang yang kita lalui pada lintas antarkota ini.

25 Januari 2012, “Tugas ke Padang: Mengikuti Sosialisasi Pengadaan Secara Elektronik”

Tak selang begitu lama, ternyata tugas pun datang kembali dan mengharuskan diri pergi ke Padang lagi. Masih sama seperti tugas sebelumnya pula, kekikukan masih saja ada. Bagaimana tidak? Tugas kali ini pun baru sedikit yang aku pahami tentangnya, tentang pengadaan secara elektronik. Seharusnya bukan aku memang yang ditugaskan untuk itu, namun kendalanya yang bersangkutan sudah ditugaskan untuk hal lain, sehingga akulah yang menjadi penggantinya. Januari, kau pun tahu kemudian, betapa tertatih-tatihnya aku untuk mampu menyerap ilmu baru itu. Namun, inilah suatu awal dari semakin terbukanya wawasan. Ya, belajar hal yang baru bukanlah hal yang harus dihindari, bukan, Januari?

28 Januari 2012, “Bersama Spesial Travelmate Menikmati Pelabuhan Tarusan”

Ada ada saja yang membuatku kagum dan salut dengan spesial travelmate-ku, Januari. Betapa dirinya sungguh mempunyai hasrat untuk dapat menikmati keindahan alam pesona Ranah Pesisir Selatan ini. Hasrat itulah yang kemudian menular padaku dan bersama kemudian kami menikmati daerah pelabuhan Tarusan. Senja hari di sana tampak begitu cantik dengan tenangnya air teluk, semburat warna jingga sang surya tenggelam, dan meliuk-liuknya perbukitan yang mengitari kawasan pelabuhan itu. Sungguh, pilihan yang tak dapat disesali sudah memutuskan bersama spesial travelmate menikmati pelabuhan Tarusan sore hari itu, Januari.

29 Januari 2012, “Bersama Spesial Travelmate Menikmati Lintas Selatan Pesisir”

Tak puas dengan pelabuhan Tarusan pada hari sebelumnya, spesial travelmate mengajak kita untuk menikmati pesona daerah lainnya. Pada kesempatan ini pula, tak hanya kami berdua yang menikmatinya, kami ajak pula kawan-kawan yang lain. Jalanan lintas selatan pesisir yang menjadi tujuan penjelajahan kami pada hari itu. Ah sungguh, bagiku yang baru pertama kali melakukannya, kudapati kian memikatnya pesona daerah ini. Jalanan di tepi pesisir pantai ini memberikan pemandangan yang indah, pun juga jalanan yang dilewati saat menempuh kelokan perbukitan nan hijau. Lintas selatan pesisir ini mempunyai keelokannya sendiri dan sungguh tak mengecewakan untuk dapat melintasinya. Semoga saja ada kesempatan lagi untuk dapat menempuhnya.

***

Januari, tak dapat kusangka sedemikian banyaknya hal yang dapat kubongkar kembali memori akan kebersamaanku bersamamu di hari-hari itu. Kisah bicara bulan tentangmu ini menjadi hal yang memang sudah seharusnya untuk ditulis. Akan kukenang selalu, Januari, tiap kisah akanmu ini, sebagaimana kisah-kisah bulan sesudahmu telah kutulis pula.

Painan, 13 Agustus 2012, 23.57

15 respons untuk ‘hari-hari di januari

Tinggalkan komentar